Pohon Gaharu Si Emas Hijau yang Bernilai Tinggi
Ciri-Ciri Pohon Gaharu
-
Nama ilmiah: Aquilaria spp. (termasuk Aquilaria malaccensis, Aquilaria crassna, dan lainnya).
-
Tinggi pohon: Bisa mencapai 40 meter.
-
Daun: Berbentuk lonjong dan hijau mengilap.
-
Bunga: Kecil dan berwarna putih kekuningan.
Namun, tidak semua pohon Gaharu menghasilkan resin berharga. Resin gaharu hanya terbentuk sebagai respons terhadap infeksi jamur atau luka yang dialami pohon tersebut. Proses ini bisa terjadi secara alami atau melalui teknik inokulasi buatan.
Mengapa Gaharu Begitu Bernilai?
Resin gaharu digunakan dalam berbagai industri:
-
Parfum dan aromaterapi: Memiliki aroma khas yang kuat dan tahan lama.
-
Obat-obatan tradisional: Digunakan dalam pengobatan Tiongkok dan Ayurveda untuk efek menenangkan dan menyembuhkan.
-
Ritual keagamaan: Dipakai sebagai dupa dalam upacara keagamaan di berbagai budaya.
Karena kelangkaannya dan permintaan tinggi, harga gaharu bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram, tergantung kualitasnya.
Budidaya dan Pelestarian
Karena perburuan liar dan eksploitasi berlebihan, banyak spesies Aquilaria kini terancam punah dan masuk dalam daftar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species). Oleh karena itu, budidaya gaharu menjadi solusi berkelanjutan.
Teknik Budidaya:
-
Penanaman bibit unggul.
-
Perawatan intensif selama 4–6 tahun.
-
Inokulasi (penyuntikan jamur) untuk merangsang pembentukan resin.
-
Panen dan ekstraksi resin setelah 1–2 tahun inokulasi.
Potensi Ekonomi
Indonesia, sebagai salah satu penghasil gaharu alami, memiliki potensi besar di pasar ekspor gaharu. Negara-negara seperti Timur Tengah, Tiongkok, Jepang, dan Eropa adalah konsumen utama.
Budidaya gaharu bisa menjadi sumber penghasilan jangka panjang bagi petani, terutama di daerah pedesaan. Dengan perawatan dan manajemen yang tepat, satu hektar lahan bisa menghasilkan pendapatan puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Kesimpulan
Pohon gaharu adalah sumber daya alam yang luar biasa bernilai. Selain dari segi ekonomi, gaharu juga memiliki nilai budaya dan kesehatan. Namun, penting untuk menjaga kelestariannya melalui budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
Komentar
Posting Komentar