OLEH OLEH KHAS MEDAN DAN SEJARAHNYA INILAH SEBAGIAN BERIKUT
Oleh-oleh khas Medan banyak yang terkenal dengan cita rasanya yang khas dan keunikan dari daerah Sumatera Utara. Beberapa oleh-oleh yang populer dari Medan antara lain:
1,Bika Ambon: Kue tradisional yang terbuat dari bahan utama seperti tepung terigu, santan, telur, dan gula. Bika Ambon Medan terkenal dengan teksturnya yang lembut dan rasa manis yang lezat.
Sejarah Bika Ambon:
Asal Usul Nama: Nama "Bika Ambon" konon berasal dari kata "Ambon" yang merujuk pada kota di Maluku, dan "Bika" yang berasal dari bahasa Melayu yang berarti kue. Hal ini mengindikasikan kemungkinan adanya pengaruh atau koneksi dengan kota Ambon dalam sejarahnya.
Pengaruh Budaya Portugis dan Belanda: Bika Ambon kemungkinan besar memiliki akar dari pengaruh budaya Portugis dan Belanda yang pernah berada di wilayah Indonesia, termasuk di Medan. Sejarah kue ini menunjukkan adanya adaptasi lokal terhadap resep-resep tradisional Eropa yang kemudian disesuaikan dengan bahan-bahan lokal.
Proses Pembuatan: Pembuatan Bika Ambon melibatkan adonan utama dari tepung beras, tepung terigu, santan, telur, dan gula. Bahan-bahan ini kemudian difermentasi untuk menghasilkan rongga-rongga kecil yang khas di dalamnya. Proses fermentasi ini yang memberikan tekstur unik dan berlubang-lubang pada kue Bika Ambon.
Perkembangan dan Populeritas: Seiring waktu, Bika Ambon menjadi salah satu oleh-oleh khas Medan yang sangat populer tidak hanya di daerah Sumatera Utara tetapi juga di seluruh Indonesia. Kelezatannya membuatnya menjadi pilihan favorit bagi wisatawan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
2, Bolu Meranti: Cake yang terkenal dari Medan yang memiliki berbagai varian rasa seperti coklat, keju, dan pandan. Teksturnya yang lembut dan rasa yang lezat membuatnya menjadi pilihan oleh-oleh favorit.
2, Bolu Meranti: Cake yang terkenal dari Medan yang memiliki berbagai varian rasa seperti coklat, keju, dan pandan. Teksturnya yang lembut dan rasa yang lezat membuatnya menjadi pilihan oleh-oleh favorit.
Sejarah Bolu Meranti:
Asal Usul Nama: Nama "Bolu Meranti" diyakini berasal dari nama sebuah jenis kayu yang tumbuh di daerah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kayu Meranti dikenal memiliki serat halus dan warna yang indah, mirip dengan tekstur dan tampilan dari kue Bolu Meranti yang lembut dan menarik.
Pengaruh Budaya dan Sejarah: Seperti Bika Ambon, Bolu Meranti juga memiliki sejarah yang terkait dengan pengaruh budaya Portugis dan Belanda di wilayah Medan. Kue ini merupakan adaptasi dari resep-resep kue tradisional Eropa yang kemudian dimodifikasi dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang lebih mudah didapatkan di Indonesia.
Proses Pembuatan: Bolu Meranti umumnya terbuat dari bahan utama seperti tepung terigu, telur, gula, mentega, dan susu. Adonan ini kemudian dipanggang dalam oven hingga matang dengan tekstur yang lembut dan rasa yang kaya. Bolu Meranti seringkali memiliki varian rasa seperti coklat, keju, pandan, dan lainnya untuk memenuhi selera konsumen.
Populeritas dan Keterkenalan: Bolu Meranti telah menjadi salah satu oleh-oleh khas Medan yang sangat populer di kalangan wisatawan domestik maupun internasional yang mengunjungi kota tersebut. Kue ini sering dibawa sebagai oleh-oleh karena keunikan rasanya dan kemampuannya untuk bertahan dalam waktu yang cukup lama.
3,Kue Cubit: Kue cubit Medan memiliki ciri khas dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan kue cubit pada umumnya. Biasanya tersedia dalam berbagai varian rasa seperti coklat, keju, dan original.

Sejarah Kue Cubit:
Asal Usul Nama: Nama "Kue Cubit" berasal dari bahasa Indonesia yang artinya "memencet" atau "mencubit". Nama ini merujuk pada cara memasaknya yang biasanya dilakukan dengan memencet adonan di atas cetakan panas ketika sedang dimasak.
Populeritas dan Perkembangan: Kue Cubit mulai populer di Indonesia sebagai kue jajanan pasar atau kue kaki lima yang dapat dengan mudah ditemukan di berbagai tempat. Kue ini memiliki variasi rasa dan topping yang bervariasi, seperti coklat, keju, meses, atau kacang.
Proses Pembuatan: Proses pembuatan kue cubit relatif sederhana. Adonan dasarnya terbuat dari campuran tepung terigu, gula, telur, baking powder, susu, dan sedikit garam. Setelah adonan siap, adonan dituangkan ke dalam cetakan khusus yang terdiri dari beberapa lubang kecil. Setelah itu, topping seperti coklat atau keju bisa ditambahkan di atasnya. Kemudian adonan dicubit atau dipencet-pencet dengan menggunakan cetakan khusus hingga matang dan berubah warna menjadi coklat keemasan.
Penyajian dan Konsumsi: Kue Cubit biasanya disajikan dalam keadaan hangat atau dingin. Karena rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut, kue ini sering disukai oleh anak-anak dan dewasa sebagai camilan ringan atau oleh-oleh.
4,Lapis Legit: Kue lapis yang terkenal dari Medan ini memiliki tekstur yang padat dan rasa yang manis legit. Biasanya dibuat dari bahan-bahan seperti tepung terigu, mentega, gula, telur, dan rempah-rempah.
Sejarah Kue Lapis Legit:
Asal Usul: Kue Lapis Legit memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Awalnya, kue ini dibawa oleh imigran Tionghoa ke Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Kue ini terinspirasi dari kue lapis tradisional Tionghoa yang kemudian mengalami adaptasi dengan menggunakan bahan-bahan lokal.
Nama "Lapis Legit": Nama "Lapis" merujuk pada lapisan-lapisan yang terbentuk dalam kue ini, sedangkan "Legit" berasal dari bahasa Belanda "légère", yang berarti kental atau padat. Sehingga nama "Lapis Legit" menggambarkan tekstur kue yang padat dan kaya rasa.
Proses Pembuatan:
Adonan Dasar: Adonan dasar kue lapis legit terdiri dari bahan seperti tepung terigu, mentega, gula, telur, santan, dan rempah-rempah seperti kayu manis atau vanili untuk memberikan aroma dan rasa yang khas.
Panggangan Bertahap: Proses pembuatan kue lapis legit melibatkan panggangan bertahap lapis demi lapis. Setiap lapisan adonan yang diletakkan di loyang dilapisi dengan mentega dan dipanggang secara bergantian hingga lapisan-lapisan tersebut membentuk struktur yang padat dan kaya.
Penyusunan Lapisan: Setelah setiap lapisan matang, lapisan berikutnya dituangkan di atas lapisan sebelumnya dan dipanggang kembali. Proses ini diulang hingga mendapatkan jumlah lapisan yang diinginkan, biasanya antara 15 hingga 30 lapisan tergantung pada resep dan preferensi.
Pemanggangan Akhir: Setelah semua lapisan selesai dipanggang, kue lapis legit kemudian dipanggang sekali lagi untuk memastikan bahwa semua lapisan menyatu dengan baik dan kue matang sempurna.
Populeritas: Kue Lapis Legit populer sebagai kue spesial untuk acara-acara tertentu seperti perayaan atau sebagai oleh-oleh karena kemampuannya untuk bertahan dalam waktu yang cukup lama.
5,Bolu Gulung: Cake gulung yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu, telur, gula, dan santan. Bolu gulung Medan biasanya memiliki varian rasa yang beragam seperti coklat, keju, dan pandan.
5,Bolu Gulung: Cake gulung yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu, telur, gula, dan santan. Bolu gulung Medan biasanya memiliki varian rasa yang beragam seperti coklat, keju, dan pandan.
Sejarah Bolu Gulung:
Asal Usul: Bolu Gulung adalah adaptasi dari kue Swiss Roll yang berasal dari Eropa. Kue ini masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan kemudian mengalami modifikasi sesuai dengan selera dan bahan-bahan lokal di Indonesia.
Nama "Bolu Gulung": Nama "bolu" berasal dari bahasa Belanda "bolo" yang berarti kue, sedangkan "gulung" mengacu pada cara penyajiannya yang digulung. Secara harfiah, "bolu gulung" berarti kue yang digulung.
Proses Pembuatan:
Adonan Dasar: Adonan dasar bolu gulung terdiri dari bahan-bahan seperti tepung terigu, telur, gula, dan susu. Adonan ini dicampur dan dikocok hingga mengembang dan berwarna cerah.
Panggangan: Adonan kemudian dituangkan ke dalam loyang yang telah dialasi dengan kertas roti atau dilapisi mentega dan dituangkan merata. Adonan dipanggang dalam oven hingga matang dan memiliki tekstur yang lembut.
Pemotongan dan Penggulungan: Setelah matang, bolu dilepaskan dari loyang dan dibiarkan dingin sejenak. Kemudian, bolu dibalik dan dikeluarkan dari kertas roti, lalu diolesi dengan selai atau krim sesuai dengan selera. Bolu kemudian digulung perlahan-lahan dari ujung yang pendek menggunakan kertas roti atau kain bersih untuk membentuk roll yang rapi.
Penyajian: Bolu gulung kemudian dipotong menjadi irisan dan siap disajikan. Variasi dalam pengisian bolu gulung dapat mencakup selai buah, selai kacang, atau krim berbagai rasa seperti coklat, keju, atau vanilla.
Populeritas: Bolu gulung populer di Indonesia sebagai kue untuk acara-acara istimewa seperti ulang tahun, perayaan, atau sebagai oleh-oleh karena kemudahan dalam penyajiannya dan rasa yang disukai oleh banyak orang.
6,Durian Pancake: Oleh-oleh yang cocok bagi pecinta durian, durian pancake Medan terkenal dengan rasa durian yang kaya dan lezat di dalam lapisan kulit pancakenya.
Sejarah Durian Pancake:
Asal Usul: Durian Pancake pertama kali dikenal di Asia Tenggara, terutama di negara-negara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, di mana durian merupakan buah yang sangat populer. Meskipun durian pancake kini dikenal luas di berbagai negara, hidangan ini awalnya populer di Singapura sebagai makanan penutup atau camilan.
Pengaruh Kuliner: Durian Pancake adalah contoh adaptasi kuliner yang menggabungkan bahan-bahan lokal dengan teknik pembuatan makanan Barat. Pancake, yang berasal dari Eropa, dikombinasikan dengan durian, buah khas Asia Tenggara, menciptakan hidangan yang unik dan menggugah selera.
Popularitas: Seiring berjalannya waktu, Durian Pancake menjadi sangat populer di berbagai negara Asia dan bahkan di luar Asia, khususnya di kalangan penggemar durian. Hidangan ini sering disajikan sebagai makanan penutup di restoran-restoran atau sebagai oleh-oleh khas.
Proses Pembuatan Durian Pancake:
Persiapan Bahan-Bahan:
Pancake: Bahan-bahan untuk membuat pancake biasanya termasuk tepung terigu, telur, susu, gula, dan sedikit baking powder. Pancake ini dibuat dengan mengaduk bahan-bahan hingga tercampur rata dan kemudian dimasak di atas wajan hingga berwarna coklat keemasan.
Isian Durian: Isian durian terbuat dari daging durian segar atau beku yang telah dihaluskan. Kadang-kadang, durian dicampur dengan krim kocok atau keju krim untuk memberikan kelembutan tambahan dan rasa yang lebih kaya.
Pembuatan Pancake:
Adonan pancake dibuat dengan mencampurkan tepung, telur, susu, gula, dan baking powder hingga rata. Adonan kemudian dituangkan ke dalam wajan panas yang telah diolesi sedikit mentega atau minyak. Pancake dimasak hingga kedua sisinya berwarna keemasan dan matang.
Pengisian dan Pembungkusan:
Setelah pancake dingin, isian durian yang sudah dipersiapkan diletakkan di tengah-tengah pancake. Pancake kemudian digulung atau dilipat dengan rapi untuk membungkus isian durian. Beberapa variasi mungkin juga mencakup menambahkan lapisan krim di atas pancake sebelum digulung.
Penyajian:
Durian Pancake siap disajikan. Hidangan ini bisa disajikan dalam keadaan dingin atau pada suhu kamar. Biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau camilan, dan seringkali dipotong-potong untuk memudahkan penyajian.
7,Pulut Panggang: Kue tradisional dari Medan yang terbuat dari ketan yang dibungkus daun pisang dan dipanggang. Biasanya diisi dengan campuran kelapa dan gula merah.
Sejarah Pulut Panggang:
Asal Usul: Pulut Panggang berasal dari tradisi kuliner Melayu dan merupakan bagian dari makanan tradisional yang populer di berbagai daerah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Kue ini merupakan hasil adaptasi kuliner dari penggunaan bahan-bahan lokal seperti ketan dan kelapa.
Nama "Pulut Panggang": Nama "Pulut" berarti ketan dalam bahasa Melayu, sedangkan "Panggang" berarti dipanggang. Jadi, "Pulut Panggang" mengacu pada ketan yang dipanggang. Kue ini menunjukkan teknik memasak yang melibatkan pemanggangan sebagai metode utama dalam penyajiannya.
Pengaruh Budaya: Kue ini mencerminkan pengaruh budaya lokal dalam penggunaan bahan-bahan seperti ketan, kelapa, dan gula merah yang merupakan bahan dasar utama dalam banyak kuliner tradisional Indonesia. Pulut Panggang juga menunjukkan pengaruh kuliner dari pedagang dan migran yang membawa resep-resep tradisional ke Indonesia.
Proses Pembuatan Pulut Panggang:
Persiapan Bahan-Bahan:
Ketan: Bahan utama adalah beras ketan yang direndam dalam air selama beberapa jam hingga lembut.
Isi: Isian biasanya terbuat dari kelapa parut yang dicampur dengan gula merah dan sedikit garam untuk memberikan rasa manis dan gurih. Kadang-kadang, campuran ini juga ditambahkan dengan sedikit daun pandan untuk aroma.
Daun Pisang: Digunakan untuk membungkus ketan yang telah diisi agar memberikan aroma khas saat dipanggang.
Pembuatan:
Pengolahan Ketan: Setelah beras ketan direndam dan dikeringkan, ketan dikukus hingga matang. Ketan ini harus cukup lembut namun tetap memiliki tekstur yang kenyal.
Persiapan Isi: Kelapa parut dicampur dengan gula merah yang sudah dicairkan dan sedikit garam. Campuran ini diaduk rata hingga semua bahan tercampur dengan baik.
Pembungkusan: Ketan yang sudah matang dibagi menjadi beberapa bagian dan diletakkan di atas daun pisang. Isian kelapa parut kemudian ditempatkan di atas ketan, dan daun pisang digunakan untuk membungkus ketan dan isian dengan rapat.
Pemanggangan:
Pulut Panggang yang telah dibungkus dengan daun pisang dipanggang di atas bara api atau dalam oven hingga daun pisang berubah warna dan kue beraroma harum. Proses pemanggangan ini memberikan rasa khas pada kue dan memastikan isian kelapa menyatu dengan ketan.
Penyajian:
Setelah matang, Pulut Panggang dibiarkan dingin sejenak sebelum dibuka dari bungkusannya. Kue ini biasanya disajikan dalam potongan-potongan kecil dan bisa dinikmati sebagai camilan atau sebagai bagian dari hidangan tradisional pada acara-acara tertentu.
Komentar
Posting Komentar